6/13/2009

Tenderloin steak well-done

Posted by GUGUN BASUKI on 10.54 No comments

Jarum jam menunjuk pukul 10.30 malam. Suasana dinning room sudah sepi oleh hiruk pikuk tamu kapal yang baru saja santap malam. Tak ada satupun tamu yang tersisa malam ini. Semuanya sudah menghilang. Barangkali ada yang sudah menyelinap di balik selimut, merajut mimpi kekenyangan. Atau barangkali ada juga yang sedang mencoba mengadu nasib di casino. Berharap ada hoki malam ini.

Aku dan teman-teman waiter yang lain belum juga beranjak pergi dari dinning room. Banyak dari kami yang masih bolak-balik ke dish-washing buat mencuci dan membersihkan perlengkapan kerja sehabis dipakai “pertempuran hebat” pada dinner malam ini.

Aku sendiri dengan sedikit ngantuk masih harus melakukan table set up buat prepare breakfast esok pagi. Seperti biasa, sehabis dinner, table set up adalah pekerjaan rutin dan wajib yang harus dilakukan seorang waiter. Cutleries yang aku set up di atas meja tidak selengkap buat dinner. Folding napkin yang ditaruh di atas meja juga tidak perlu dibuat khusus. Cukup dilipat menjadi empat bagian. Breakfast memang tidak perlu tampil istimewa seperti layaknya dinner, atau bahkan gala dinner lainnya. Sehabis table set up, aku ngeloyor ke mess room sambil tak lupa membawa potongan tenderlion steak well-done yang tadi aku ambil saat order buat tamu.

Perkara steak hasil “ngembat” ini sudah menjadi kebiasaan anak-anak waiter buat perbaikan gizi. Berharap gizi dan variasi menu di mess room - tempat para kru Indonesia dan Phillipina makan - tampaknya masih jauh dari harapan. Biasanya menu yang dihidangkan adalah potongan iga sapi dengan tulang besar-besar namun minim daging. Kuahnya berminyak. Dagingnya pun masih tampak banyak lemak yang menempel di sana sini. Aku jadi tidak bergairah sebelum menyantapnya.

Kalau ketahuan Head Waiter atau Maitre D’ Hotel saat mengambil steak ini, pasti bakal diomelin dan dicatat konditenya. Bisa-bisa bakalan memperburuk kondite kerja selanjutnya. Tapi biasanya sih mereka tutup mata. Prinsipnya, pada saat mengambil jangan terlalu menyolok mata dan terang-terangan.

Sesampainya di mess room, jas biru yang sudah terlihat kotor itu aku tanggalkan di sandaran kursi. Baju putih yang aslinya berlengan panjang, dan telah aku potong di kedua lengannya itu, tak sanggup mengusir gerah. Dasi kupu-kupu yang mencekik leher aku lepas juga, sambil melepas beberapa kancing baju pada bagian atasnya. Meskipun mess-room berpendingin AC, biasanya tetap terasa gerah. Soalnya banyak dari kami yang merokok sambil makan malam. Pintu besi yang menghubungkan koridor keluar kapal biasanya dibuka lebar-lebar. ###

tags:dinner, tenderloin steak, cruise ship, honolulu, hawaii, galley, cruise ship job
:sinchan

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.